BSIP Sumbar Gelar Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian di Kab. Padang Pariaman
Rabu, 7 Februari 2024
Dukung program UPSUS (Upaya Khusus) Percepatan Tanam dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Kementerian Pertanian Tahun 2024, kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Komoditas Kab. Padang Pariaman diikuti oleh 40 peserta yang terdiri petani, penangkar, dan penyuluh pendamping calon penerima bantuan benih jagung tahun 2024.
Acara dibuka oleh Kasubag Tata Usaha BSIP Sumatera Barat, Trisusianti Salmiah H, SE, mewakili Kepala BSIP Sumatera Barat yang didampingi oleh Yurisman, SP, MM Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Padang Pariaman, dan Dedek Sri Aulia, SP, MP dari Dinas Perkebunan dan TPH Prov. Sumatera Barat. Dalam sambutannya Trisusianti Salmiah H, SE menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kapasitas penerap terhadap standar pertanian, meningkatan penerapan standar pertanian, dan meningkatkan produksi jagung di 8 kabupaten kawasan pengembangan jagung di Sumatera Barat, salah satunya Kab. Padang Pariaman.
Yurisman, SP, MM, menyatakan bahwa wilayah pengembangan jagung di Kab. Padang Pariaman tersebar di 17 kecamatan dengan rata-rata produksi yang masih tergolong rendah yaitu 5.8 ton/ha. "Kami sangat berterima kasih atas adanya kegiatan ini dan berharap kegiatan ini dapat membantu petani dalam pengembangan dan peningkatan produksi jagung di Kab. Padang Pariaman ini", ujarnya.
Dengan narasumber yang kompoten dibidangnya BSIP Sumbar menghadirkan mitra dari Dinas , BRIN, BPTPH dan BPSB untuk menyampaikan tentang kebijakan, budidaya (GAP dan GHP), pengendalian hama dan penyakit , proses sertifikasi benih, kisah sukses petani pelaksana serta sekilas terkait SNI IndoGAP Jagung oleh Rahmi Wahyuni, S.Pt, MSi (BSIP Sumatera Barat).
Kegiatan berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme dari para peserta, khususnya saat sesi diskusi. Hingga mucul tips-tips dan solusi dari nara sumber terkait standar teknis budidaya jagung yang tepat, pengendalian HPT yang "mudah pokok", hingga "curahan hati" petani terkait mutu benih jagung yang dijumpai di lapang (NIR).