
BRMP Sumatera Barat Kawal Percepatan Swasembada Pangan di Kota Bukittinggi
Bukittinggi, Juni 2025
Dukung target nasional swasembada pangan, BRMP Sumatera Barat intensif lakukan koordinasi kali ini dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Kamis (19/6). Kepala BRMP, Dr. Salwati, SP, M.Si, bersama Tim Liaison Officer (LO) Kota Bukittinggi disambut oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Drs. Hendry, ME, beserta jajarannya.
Drs. Hendry, ME, pada pertemuan koordinasi menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam peningkatan IP dari 2 ke 3 dengan luas baku sawah sebesar 348 hektare. Sementara, Dinas sendiri menargetkan IP dapat ditingkatkan ke angka 2,5,
Kadis menyampaikan beberapa tantangan dalam peningkatan IP, antara lain: (1). Musim kemarau yang akan dimulai pada bulan Juli, berdampak pada ketersediaan air untuk pertanian, (2) Penggunaan varietas lokal berumur panjang seperti Kuriak Kusuik (4 bulan 10 hari), yang membuat rotasi tanam lebih lambat. Sementara upaya mengganti varietas ke yang lebih singkat umur panennya seperti Bujang Merantau (3 bulan), masih menghadapi tantangan sosial dan kebiasaan petani, (4) irigasi yang masih perlu perbaikan, (5) terbatasnya infrastruktur pengairan seperti pompanisasi karena tidak adanya embung di Kota Bukittinggi, (6) Alih fungsi lahan, baik dari sawah ke komoditas non-padi maupun ke perumahan, semakin mengurangi lahan produktif.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Salwati, SP, M.Si, menegaskan kesiapan BRMP untuk mendukung Dinas dalam upaya pencapaian swasembada pangan. Bentuk dukungan yang ditawarkan antara lain bantuan benih padi, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsin) pra dan pascapanen, serta pendampingan teknologi tepat guna .
Saat diskusi, Hendry juga menyampaikan bahwa bantuan alsin dari pemerintah pusat sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan petani lokal. “Bantuan alsin seharusnya disesuaikan dengan karakteristik wilayah, bukan disamaratakan dengan Jawa. Selain itu, data dasar yang digunakan hendaknya berdasarkan luas sawah existing LBS sebesar 348 ha, bukan dari LP2B yang sering kali menunjukkan angka lebih kecil,” tegasnya.
Ketika diskusi berkembang beliau juga mengusulkan alsin pencacah jerami portable untuk mendukung penerapan SPM, serta mendorong integrasi program dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam pengelolaan pupuk organik dan budidaya maggot sebagai pakan alternatif yang ekonomis bagi petani.
Setelah diskusi yang berjalan dalam suasana serius tapi santai, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan oleh tim BRMP Sumatera Barat didampingi Dinas Pertanian Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi .
Kolaborasi antara BRMP Sumatera Barat, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, serta stakeholder lainnya, diharapkan dapat menjadi motor penggerak percepatan swasembada pangan yang berkelanjutan